|
Jual: Dijual Segera Suzuki SX4 | Rp.167.000.000 | 19/8/2009 | 22 | |
Jual: SUZUKI KATANA | Rp.24.000.000 | 18/8/2009 | 113 | |
Jual: Spare Part Suzuki Jimny SJ-410 dll.. | Rp.700.000 | 17/8/2009 | 54 | |
Jual: suzuki katana th.02 | Rp.59.000.000 | 17/8/2009 | 67 | |
Jual: Suzuki APV Type X 2006 | Rp.107.500.000 | 17/8/2009 | 37 | |
Jual: Suzuki Esteem | Rp.46.000.000 | 16/8/2009 | 52 | |
Jual: jual suzuki swift ST M/T 08 | Rp.141.000.000 | 15/8/2009 | 29 | |
Jual: MObiL JImmy modif off Road | Rp.35.000.000 | 14/8/2009 | 176 | |
Jual: Dijual suzuki carry | Rp.33.000.000 | 12/8/2009 | 122 | |
Jual: KARIMUN ESTILLO | Rp.93.000.000 | 12/8/2009 | 53 |
halaman 1/15 | >> |
Audi, BMW, Chevrolet, Chrysler, Daewoo, Daihatsu, Ferrari, Fiat, Ford, Honda, Hyundai, Infiniti, Isuzu, Jaguar, Jeep, Kia, Lain lain, Land Rover, Lexus, Mazda, Mercedes-Benz, Mitsubishi, Nissan, Opel, Peugeot, Porsche, Renault, Rolls-Royce, Ssang Yong, Subaru, Suzuki, Timor, Toyota, Velg & Aksesoris, Volkswagen, Volvo
Menjadikan Rumput Laut sebagai Kebanggan Indonesia
By wisata on Jul 30, 2009 in Indonesia, Pengetahuan Umum and tagged Pengetahuan Umum
JAKARTA: Di mana posisi Indonesia dalam dunia rumput laut? Mari pada akhir bulan ini kita melihat penjelasannya dalam Forum Rumput Laut Indonesia (Indonesia Seaweed Forum - ISF) yang digelar di Makassar.
Menurut keterangan panitia, pada pertemuan di ibukota dari provinsi penghasil rumput laut terbesar di Indonesia itu akan diperjelas posisi Indonesia sebagai salah satu negara terkemuka dalam pengembangan industri rumput laut. Apalagi sekarang ini permintaan dan kebutuhan masyarakat dunia terhadap rumput laut semakin besar.
Kegiatan itu digelar secara keroyokan oleh Indonesia Seaweed Society (ISS), Asosiasi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia (Asperli), Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), dan Ikatan Fikologi Indonesia (IFI), didukung Departemen Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Prof Dr Jana Tjahjana Anggadiredja yang juga Ketua Umum ISS, mengatakan, pada pertemuan itu juga akan ditegaskan target Indonesia menjadi produsen dan negara industri rumput laut terbesar di dunia pada 2010.
Pada 2008, produksi rumput laut Indonesia tercatat mencapai 90 ribu ton, dibanding Philipina yang hanya sekitar 60 ribu ton. Demikian pula, kalangan industri Indonesia mampu menghasilkan produksi rata-rata 2000 ton bubuk agar-agar per tahun. Yang telah ditekadkan pula, upaya tidak lagi sekadar menjual produksi karaginan dalam bentuk bahan baku, melainkan dalam bentuk chip yang aman diolah menjadi bahan pangan.
Saat ini, untuk Glacilaria spp, yang umumnya untuk agar-agar, sebagian besar (80%) terserap oleh industri dalam negeri. Sedangkan Eucheuma, yang untuk kosmetik dan farmasi, sebagian besar diserap untuk ekspor,
Menurut Jana, untuk menggiatkan produksi rumput laut, kini juga dikembangkan riset yang bukan lagi bagi produk yang selama ini telah dilakukan, melainkan juga untuk produk lain, seperti pengembangan kertas rumput laut dan energi alternatif.
BPPT saat ini mengkaji budidaya rumput laut jenis Gelindium untuk diolah menjadi bahan baku kertas, selain dimanfaatkan untuk pangan. “Kami melakukan survei di pulau Rote, NTT. Jika budidaya ini berhasil, maka pada 2009 investor dari Korea akan melanjutkan pengembangan kertas berbahan baku rumput laut di Indonesia,” ujarnya.
Berbeda dengan Korea, pemanfaatan Gelindium di Indonesia tidak hanya untuk bahan baku kertas semata, melainkan juga untuk pangan. “Jadi, hanya ampasnya yang diolah menjadi bahan baku kertas,” ujar Jana.
Demikian pula, rumput laut makro Algae juga akan dikembangkan menjadi bahan bakar alternatif. Menurut Jana, selama ini jenis mikro algae (sejenis ganggang hijau kecil) sudah dimanfaatkan menjadi etanol selulosa. “Makro Algae memiliki serat yang berbeda, dan masih skala laboratorium diteliti kalangan BPPT dan perguruan tinggi,” ujarnya.
Belum lagi potensi rumput laut Indonesia sebagai penyerap CO2. Sekitar 18 negara sudah sepakati rumput laut mampu mengurangi emisi udara dengan menyerap CO2. Saat ini, tengah dikaji mekanisme penghitungan nilai untuk diajukan pada kalangan UNFCC (United Nation Framework Convention on Climate Change).
Dalam ajang ISSF akan dipaparkan hasil penelitian masing-masing negara. Sekitar189 peneliti sudah mendaftar dari 20 negara. Demikian pula, sekitar 600-700 petani akan hadir untuk mengikuti ISFSC.
Mari menunggu kabar lainnya, termasuk berbagai kebijakan yang mendukung kesejahteraan para petani rumput lautnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar